Pada masa kepemimpinan beliau inilah,
Pondok Pesantren APIK bertambah pesat dan maju, karena pada saat itu merupakan
masa-masa perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dimana rumah Pendiri
Pondok dijadikan sebagai Posko Palang Merah serta karena semakin
bertambahnya santri yang mondok di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu. Diantara
ribuan santri KH. Ahmad Rukyat yang menjadi Ulama/Tokoh masyarakat adalah :
1. KH.
Abuya Dimyati (Mbah Dim) Pandeglang, Banten
2. KH.
A. Shohibulwafa TA. (Abah Anom) Suryalaya, Tasikmalaya
3. KH.
Asror Ridwan (Mbah Asror) Kaliwungu, Kendal
4. KH.
Dimyati Rois (Mbah Dim) Kaliwungu, Kendal
Dan masih banyak lagi santri-santri KH.
Ahmad Rukyat yang menjadi Ulama Besar pada saat beliau mengasuh Pondok
Pesantren APIK Kaliwungu.
Pada masa Kepemimpinan KH. Ahmad Rukyat
inilah nama Pondok Pesantren Salafi al-Kaumani berubah menjadi Asrama Pelajar
Islam Kauman (APIK) Kaliwungu. Perubahan nama tersebut didasarkan pada situasi
saat itu dimana pergolakan politik negara dengan munculnya
organisasi-organisasi massa seperti Masyumi, Nahdlatul Ulama dan organisasi
kepemudaan lain. Setelah wafatnya KH. Ahmad Rukyat (1968), Pondok Pesantren
yang semula dalam pengajarannya hanya menggunakan metode sorogan dan bandongan,
ditambah dengan metode klasikal. Beliau juga pernah menjadi salah satu Mursyid
Thariqah di Wilayah Kabupaten Kendal.
Diantara
Karomah KH. Ahmad Rukyat (Mbah Rukyat)
Beliau pernah dikunjungi Nabi Khidhir
as. dan konon katanya, salah satu guru
beliau adalah Nabiyullah Khidhir as. Ada juga cerita yang sumbernya dari santri
beliau, bahwa suatu ketika si santri secara tidak sengaja melihat beliau memasak
air dengan memakai daun kelapa (red. blarak) yang masih basah tanpa percikan
api sedikit pun. Maka, tidak mengherankan bila banyak masyarakat yang
mengatakan bahwa beliau termasuk salah satu Waliyullah. Masih banyak
lagi cerita-cerita tentang karomah beliau yang lain. Allahu A’lam
Beliau wafat pada hari Jum'at ba'da
shalat Maghrib tanggal 9 Rabiul Akhir 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 4
Juli 1968 M, ribuan orang mengantarkan kepergian beliau untuk selama-lamanya
kepada Dzat Yang Maha Pencipta, Allahu Rabbul ‘Izza. Beliau dimakamkan
di Jabal Nur (Desa Protomulyo) bersama sahabat-sahabat beliau sesama Waliyullah,
seperti Wali Musyaffa, Wali Mustofa dll. Semoga Allah swt. menerima amal dan
jasa beliau pada para santri khususnya dan masyarakat kaliwungu dan sekitarnya
pada umumnya serta menempatkan beliau ke tempat yang mulia di sisi-Nya. Amin
Ya Mujibad Da’in
Diolah dari : http://talimulquranalasror.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar